Serang, 24-25 Juni 2025 — Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menjalani asesmen lapangan dalam rangka akreditasi program studi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK).

Dalam asesmen ini, hadir dua asesor dari perguruan tinggi ternama, yakni Prof. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum dari Universitas Sebelas Maret dan Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd dari Universitas Negeri Malang.

Kegiatan asesmen hari pertama diawali dengan pembukaan resmi yang dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Untirta, Dr. Rusmana, Ir., M.P. Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FKIP, Dr. H. Fadlullah, M.Si., Kepala LPPM, Sekretaris LPMPP, para Wakil Dekan FKIP, Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, serta jajaran tim LPPM, LPMPP, GPMPP, para ketua jurusan dan program studi di lingkungan FKIP. Tak ketinggalan, tim akreditasi Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah mempersiapkan seluruh proses asesmen secara optimal.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan sarana dan prasarana, termasuk perpustakaan, serta fasilitas penunjang akademik dan non-akademik lainnya. Agenda kemudian berlanjut ke sesi konfirmasi data kuantitatif, yang melibatkan tim asesor bersama Unit Pengelola Program Studi (UPPS), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), dan tim akreditasi. Sesi ini bertujuan untuk mengklarifikasi dan memverifikasi dokumen serta data pendukung yang telah disampaikan sebelumnya melalui sistem daring LAMDIK.

Masih di hari pertama, para asesor juga melaksanakan sesi konfirmasi lanjutan dengan alumni, pemangku kepentingan (stakeholder), dan dosen. Mereka menyimak berbagai masukan terkait mutu lulusan, efektivitas pembelajaran, serta hubungan program studi dengan dunia kerja. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan tenaga kependidikan dan mahasiswa aktif untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang iklim akademik dan tata kelola di Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia.

Pada hari kedua, asesmen berfokus pada observasi langsung kegiatan pembelajaran di kelas. Tim asesor memantau kesesuaian antara dokumen perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaannya di lapangan, guna memastikan mutu pendidikan benar-benar diterapkan secara nyata.

Sebagai penutup rangkaian asesmen, tim asesor menyampaikan umpan balik (feedback) atas hasil pengamatan dan analisis selama dua hari. Dalam pesan penutupnya, kedua asesor menyampaikan apresiasi atas inovasi, kesiapan dokumen, dan semangat kolaboratif seluruh civitas akademika dalam membangun mutu berkelanjutan di Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untirta.

Kegiatan ditutup dengan penandatanganan berita acara asesmen lapangan, sebagai dokumentasi resmi atas pelaksanaan proses akreditasi ini.

Pameran “Show of Process” yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tidak hanya menjadi pemenuhan tugas akhir tiga mata kuliah (Seni Lukis Dasar, Desain Grafis, dan Kritik Seni), melainkan bentuk nyata bagaimana kampus dapat menjadi ruang publik yang hidup dan berdaya. Tidak sekadar selebrasi estetika, pameran ini menekankan pada proses kreatif, pemahaman lintas media, lintas disiplin kajian, dan keberanian untuk tampil sebagai pembelajar.

Sebagai kurator dan dosen pengampu, saya tidak menempatkan diri sebagai pengarah mutlak, melainkan fasilitator ruang belajar yang otonom. Mahasiswa diberi kepercayaan penuh untuk merancang, mengeksekusi, dan mengevaluasi proses mereka sendiri—sebuah bentuk pedagogi yang menempatkan kepercayaan sebagai metode. Ruang basement yang disulap menjadi galeri bukan hanya ruang alternatif, tapi simbol keberanian menaklukkan keterbatasan. Dalam lanskap pendidikan seni yang sering kali dibatasi oleh instrumen teknokratis, ruang ini menjadi metafora: bahwa kreativitas tidak tunduk pada standar fisik, dan semangat kolektif dapat mengubah batas menjadi kemungkinan. Keberanian ini adalah pernyataan sikap—bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti, tetapi panggilan untuk mencipta dengan cara yang paling jujur dan kontekstual.

Tahun-tahun sebelumnya, pengalaman mahasiswa saat mencoba menjalin kolaborasi dengan institusi di luar kampus seringkali berujung pada ‘pengerdilan’. Mahasiswa dianggap belum cukup layak berpameran. Narasi ini kami lawan dengan prinsip bahwa proses dan keberanian untuk menampilkan karya—baik yang selesai sempurna maupun yang masih dalam progres—adalah bagian esensial dalam pendidikan seni. Penilaian bukan semata pada hasil, tetapi pada dinamika berpikir, eksplorasi, dan penghayatan. Jangan-jangan, karya mahasiswa yang belum rampung justru menyimpan potensi menjadi karya yang kelak disandingkan dengan para seniman mapan. Bahkan bila mereka tidak menjadi pelukis atau desainer profesional sekalipun, mereka tetap memiliki peluang menjadi penyumbang gagasan, penyampai kritik, dan bagian dari ekosistem kebudayaan yang dinamis. Ini selaras dengan semangat empat pilar pemajuan kebudayaan: perlindungan, pemanfaatan, pengembangan, dan pembinaan. Pameran ini adalah latihan awal untuk membangun ekosistem itu dari kampus—bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk hari esok yang lebih cerah.

Integrasi tiga mata kuliah dalam satu ruang kerja kolaboratif membuka pemahaman baru bagi mahasiswa: bahwa seni adalah jejaring ide yang bisa bersifat multidisipliner. Karya desain grafis hadir dalam bentuk kaus yang memuat kritik sosial, poster himbauan, dan visualisasi isu-isu kebangsaan. Sementara karya lukis merefleksikan ragam pendekatan artistik, dari naturalisme hingga ekspresionisme dan kubisme. Namun, karya-karya ini tidak semata hadir sebagai representasi gaya—melainkan sebagai bentuk kritik dan refleksi atas gagasan kemapanan artistik itu sendiri. Bukan untuk menolak kemapanan, tetapi menjadikannya sebagai ruang eksplorasi ide dan gagasan yang cerdas, terbuka, dan membebaskan. Dengan begitu, seni dalam konteks pendidikan tinggi bukan lagi menyoal penguasaan teknik semata, tetapi pembentukan pemahaman kritis yang membentuk karakter visual personal mahasiswa—sebuah cermin dari tanggung jawab kampus sebagai ruang tridharma, termasuk dalam fungsinya sebagai kontrol sosial yang aktif terhadap dinamika estetika dan budaya masyarakat.

Tidak ada seleksi kuratorial ketat dalam pameran ini, bukan karena menafikan peran kurator, melainkan sebagai bentuk keberpihakan terhadap proses sebagai nilai utama. Dalam dunia seni yang dinamis, kurasi tidak selalu hadir dalam bentuk seleksi karya secara kaku, melainkan sebagai pemetaan konteks dan pembacaan terhadap wacana. Setiap karya mahasiswa adalah representasi dari proses reflektif dan keberanian untuk tampil—itulah bentuk kurasi sesungguhnya. Kami tidak menafikan pentingnya seleksi dalam praktik profesional, namun dalam konteks ini, publik dan ruang pameran menjadi kurator alami, tempat karya diuji, dinikmati, dan dikritisi. Mahasiswa diberi kebebasan penuh dalam memilih media, teknik, dan gaya sesuai karakter dan pencarian estetik masing-masing, karena seni bukan soal benar-salah, tapi hidup dan bergerak dalam ranah “lebih indah atau belum indah.”

Kuratorial ini tidak didasarkan pada standar mimesis atau capaian visual tunggal, tetapi pada kedalaman proses, keterlibatan emosional mahasiswa, dan keberanian mereka menantang batas konvensional dalam penciptaan karya. Pameran ini juga menghadirkan ruang tayang khusus yang menampilkan dokumentasi proses sejak awal: dari konsep, kanvas kosong, progres kegiatan, hingga karya yang belum atau sudah selesai. Penayangan ini bukan untuk mengkomparasikan karya, tetapi untuk menunjukkan otentisitas proses sebagai bentuk narasi utama dalam pendidikan seni. Di sinilah pendidikan seni menemukan maknanya: ketika mahasiswa menemukan bahasa visual mereka sendiri di luar standar yang mapan dan mampu mengartikulasikannya kepada publik dengan jujur dan terbuka.

Pameran ini juga membuka pintu kampus sebagai ruang edukasi publik. Kami percaya, kampus tidak boleh menjadi menara gading yang tertutup. Maka kami ajak publik luas untuk melihat, memahami, dan berdialog—karena seni adalah milik bersama. Mahasiswa kami tidak sedang berpura-pura menjadi seniman besar. Mereka sedang belajar, dan pameran ini adalah bagian dari perjalanan itu.

Dengan dukungan penuh dari Ketua Prodi, Dekan FKIP, dan Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, kegiatan ini menjadi bagian penting dari proses pembelajaran berbasis proyek (PjBL). Kami sadar, dalam sistem pendidikan yang masih kaku dan berorientasi pada hasil, pendekatan ini bisa tampak berani. Tapi keberanian itulah yang menjadi landasan utama proses ini.

Pameran diselenggarakan pada tanggal 23–25 Juni 2025, di ruang basement Gedung C, Kampus FKIP Untirta, Kota Serang. Lokasi yang sederhana ini justru kami jadikan simbol bahwa keterbatasan bukan penghalang, melainkan ruang tumbuh yang kreatif. Kami ingin menunjukkan bahwa kampus bukan hanya tempat menilai, tetapi juga tempat merayakan keberanian belajar dan mencipta. Pameran ini bukan titik akhir, melainkan titik mula menuju kesadaran artistik yang lebih luas, terbuka, dan reflektif.

Kami juga mengundang seluruh mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dari berbagai fakultas dan program studi, untuk hadir, melihat, dan merayakan keberanian kolega kalian dalam menampilkan proses belajar yang jujur. Pameran ini bukan hanya milik mahasiswa seni, tetapi milik bersama sebagai ruang edukasi, dialog, dan tumbuh kembang lintas disiplin. Jadikan ruang ini sebagai tempat kita belajar bersama tentang seni, keberanian, dan kemanusiaan.

Hadiyatno, M.Pd/FKIP

Serang, 20–21 Juni 2025 — Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menjalani asesmen lapangan dalam rangka akreditasi program studi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK).

Dalam asesmen ini, hadir dua asesor dari perguruan tinggi ternama, yakni Dr. Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd. dari Universitas Sebelas Maret dan Prof. Dr. Dra. Dwi Wahyuni, M.Kes. dari Universitas Jember.

Kegiatan asesmen hari pertama diawali dengan pembukaan resmi yang dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Untirta, Dr. Rusmana, Ir., M.P. Turut hadir dalam kegiatan ini Dekan FKIP, Dr. H. Fadlullah, M.Si., Kepala LPPM, Sekretaris LPMPP, para Wakil Dekan FKIP, Ketua Jurusan Pendidikan Biologi, serta jajaran tim LPPM, LPMPP, GPMPP, para ketua jurusan dan program studi di lingkungan FKIP. Tak ketinggalan, tim akreditasi Program Studi Pendidikan Biologi yang telah mempersiapkan seluruh proses asesmen secara optimal.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan sarana dan prasarana, termasuk perpustakaan, laboratorium terpadu, serta fasilitas penunjang akademik dan non-akademik lainnya. Agenda kemudian berlanjut ke sesi konfirmasi data kuantitatif, yang melibatkan tim asesor bersama Unit Pengelola Program Studi (UPPS), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), dan tim akreditasi. Sesi ini bertujuan untuk mengklarifikasi dan memverifikasi dokumen serta data pendukung yang telah disampaikan sebelumnya melalui sistem daring LAMDIK.

Masih di hari pertama, para asesor juga melaksanakan sesi konfirmasi lanjutan dengan alumni, pemangku kepentingan (stakeholder), dan dosen. Mereka menyimak berbagai masukan terkait mutu lulusan, efektivitas pembelajaran, serta hubungan program studi dengan dunia kerja. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan tenaga kependidikan dan mahasiswa aktif untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang iklim akademik dan tata kelola di Prodi Pendidikan Biologi.

Pada hari kedua, asesmen berfokus pada observasi langsung kegiatan pembelajaran di kelas. Tim asesor memantau kesesuaian antara dokumen perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaannya di lapangan, guna memastikan mutu pendidikan benar-benar diterapkan secara nyata.

Sebagai penutup rangkaian asesmen, tim asesor menyampaikan umpan balik (feedback) atas hasil pengamatan dan analisis selama dua hari. Dalam pesan penutupnya, kedua asesor menyampaikan apresiasi atas inovasi, kesiapan dokumen, dan semangat kolaboratif seluruh civitas akademika dalam membangun mutu berkelanjutan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untirta.

Kegiatan ditutup dengan penandatanganan berita acara asesmen lapangan, sebagai dokumentasi resmi atas pelaksanaan proses akreditasi ini.

Serang, 20 Juni 2025 — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun generasi muda yang berkarakter dan berdaya saing melalui kegiatan Pengukuhan Duta Jurusan 2025 serta Pelatihan Branding Institusi, yang digelar di Aula Karakter Jawara FKIP.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP Untirta, Dr. H. Fadlullah, S.Ag., M.Si., didampingi oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, Dr. Abdul Fatah, M.Pd. Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dosen, pembina duta, Ketua Umum Paguyuban Duta, Ketua Pelaksana, serta para Duta FKIP 2024.

Sebanyak 18 mahasiswa terpilih dari berbagai jurusan resmi dikukuhkan sebagai Duta Jurusan FKIP 2025 oleh Dekan. Mereka diharapkan menjadi representasi positif fakultas yang mampu memperkuat branding institusi melalui aksi nyata dan kontribusi strategis dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan promosi institusi.

Setelah prosesi pengukuhan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi Pelatihan Branding Institusi yang disampaikan langsung oleh Wakil Dekan III. Pelatihan ini bertujuan membekali para duta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam membangun citra positif FKIP Untirta, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Dengan semangat kolaboratif dan penuh integritas, para Duta Jurusan FKIP 2025 diharapkan mampu menjadi wajah inspiratif fakultas serta agen perubahan yang siap membawa FKIP Untirta menuju reputasi yang semakin unggul dan mendunia.

FKIP Untirta Hadirkan Staf Khusus Kemnaker RI: Kupas Tuntas Skill Masa Depan

Serang, 19 Juni 2025 — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kembali menggelar kuliah umum bertema “Tantangan dan Pengembangan Skill Masa Depan Menuju Indonesia Emas 2045”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Karakter Jawara FKIP dan diikuti oleh ratusan mahasiswa serta dosen dari berbagai program studi.

Acara secara resmi dibuka oleh Dekan FKIP Untirta, Dr. H. Fadlullah, S.Ag., M.Si., didampingi oleh para Wakil Dekan FKIP, serta turut dihadiri oleh para dosen dari Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin (PVTM) dan Pendidikan Vokasional Teknik Elektronika (PVTE).

Kuliah umum menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Sukro Muhab, M.Si., Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Dalam pemaparannya, Prof. Sukro menyoroti pentingnya transformasi keterampilan kerja di era digital dan globalisasi, serta peran krusial pendidikan tinggi dalam menyiapkan generasi unggul menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan society 5.0.

Sesi diskusi berlangsung interaktif dan dipandu oleh Dr. Moh. Fawaid, S.Pd.T., M.T., dosen PVTM FKIP Untirta, yang mengajak mahasiswa berpikir kritis dan reflektif terhadap kebutuhan keterampilan masa depan.

Kuliah umum ini menjadi bagian dari langkah FKIP Untirta dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, di mana pendidikan berperan sebagai pilar utama dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global.

Dengan semangat “Sekolah Jawara Indonesia”, FKIP Untirta terus berkomitmen menyelenggarakan kegiatan akademik yang relevan, inspiratif, dan berdampak nyata bagi kemajuan pendidikan dan masa depan bangsa.

Atep Iman, M.Pd/FKIP

Serang, 17-18 Juni 2025 – Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menjalani Asesmen Lapangan dalam rangka akreditasi program studi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK).

Dalam asesmen ini, hadir dua asesor dari perguruan tinggi ternama, yakni Prof. Nihta Vera Frelly Liando, MA., Ph.D. dari Universitas Negeri Manado dan Prof. Amirullah Abduh, M.Ed., Ph.D. dari Universitas Negeri Makassar.

Kegiatan asesmen hari pertama diawali dengan acara pembukaan resmi, yang dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Untirta, Dr. Rusmana, Ir., MP.. Turut hadir dalam kegiatan ini Dekan FKIP Untirta, Dr. H. Fadlullah, M.Si., Sekretaris LPMPP, tim LPMPP, LPPM, GPMPP, para Wakil Dekan, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, serta para ketua jurusan dan program studi di lingkungan FKIP. Hadir pula tim akreditasi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang telah mempersiapkan seluruh rangkaian proses asesmen secara maksimal.

Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi konfirmasi data kuantitatif antara tim asesor dan Unit Pengelola Program Studi (UPPS), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), serta tim akreditasi program studi. Sesi ini bertujuan untuk mengklarifikasi dan memverifikasi dokumen serta data pendukung yang sebelumnya telah disampaikan melalui sistem akreditasi daring.

Masih di hari yang sama, tim asesor menggelar sesi konfirmasi lanjutan dengan alumni, pemangku kepentingan (stakeholder), dan dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Para asesor menyimak berbagai masukan dan testimoni terkait kualitas lulusan, efektivitas proses pembelajaran, serta kolaborasi program studi dengan dunia kerja. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan wawancara bersama tenaga kependidikan dan mahasiswa aktif, guna memperoleh gambaran yang utuh mengenai atmosfer akademik dan manajerial di program studi.

Pada hari kedua, asesmen berfokus pada observasi langsung proses pembelajaran di dalam kelas. Tim asesor memantau kegiatan belajar-mengajar untuk menilai kesesuaian antara dokumen perencanaan dengan pelaksanaan nyata di lapangan.

Selanjutnya, asesor melakukan peninjauan fasilitas dan sarana prasarana yang tersedia di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Beberapa di antaranya meliputi ruang kelas, laboratorium, serta layanan penunjang mahasiswa yang mendukung aktivitas akademik maupun non-akademik.

Sebagai penutup, tim asesor menyampaikan umpan balik (feedback) atas hasil asesmen selama dua hari. Dalam kesan dan pesannya, kedua asesor mengapresiasi berbagai inovasi, kesiapan dokumen, serta komitmen seluruh civitas akademika dalam meningkatkan mutu pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untirta. Rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan berita acara asesmen lapangan, sebagai bentuk dokumentasi resmi dan validasi atas keseluruhan proses asesmen.

Serang, 17 Juni 2025 – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menjadi tuan rumah pelaksanaan Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII, yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Kota Serang. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Serang dan Rumpun MIPA FKIP Untirta.

Mengusung tema “Iklim Pendidikan”, TPN XII hadir sebagai ruang bertukar gagasan dan meningkatkan kapasitas para pendidik melalui rangkaian kegiatan inspiratif dan edukatif.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara IGI dan pemerintah dalam mendukung program Budi-Agis demi kemajuan pendidikan di daerah.

Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh pendidikan dan pemangku kepentingan, di antaranya:

  • M. Suherman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang
  • Harjono, Ketua IGI Provinsi Banten
  • Robby Zidny, Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Untirta sekaligus Koordinator Dosen Rumpun MIPA
  • Thoriq Majid, perwakilan dari Guru Belajar Foundation

TPN XII diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang berasal dari berbagai kota/kabupaten di Provinsi Banten, terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas, dosen, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang peduli pada dunia pendidikan.

Rangkaian kegiatan dalam TPN XII meliputi:

  • Pemberian beasiswa kepada dua siswa berprestasi
  • Talkshow Pendidikan bersama narasumber:
    • Dr. Anis Fauzi (UIN SMH Banten)
    • Erisda Eka Putra (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah)
    • Moderator: Ida Maryamah (Pengawas SMP Disdikbud Serang & Dewan Pakar IGI)
  • Pameran karya inovatif siswa
  • Kelas Pendidik dan Kelas Pemimpin dengan menghadirkan narasumber dari berbagai institusi dan praktisi pendidikan

Kegiatan TPN XII di FKIP Untirta menjadi wujud nyata dari upaya memperkuat sinergi antara pendidik, institusi pendidikan tinggi, dan pemerintah daerah. Diharapkan agenda ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang luas bagi dunia pendidikan, khususnya di Kota Serang dan Provinsi Banten.

Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, melaksanakan kegiatan Kuliah Lapangan Tahun 2025 di Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung, pada tanggal 17 hingga 21 Juni 2025. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa semester II dan didampingi oleh dosen pembimbing lapangan, serta aslab STEM.

Kegiatan kuliah lapangan ini melibatkan 4 matakuliah yaitu, ekologi, keanekaragaman hayati, ilmu kebumian, dan kimia organik yang bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam serta keanekaragaman hayati di kawasan konservasi, sebagai bentuk implementasi pembelajaran berbasis lingkungan.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan III FKIP, Dr. Abdul Fatah, M.Pd., pada tanggal 17 Juni 2025. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA, serta menekankan peran mahasiswa sebagai calon pendidik dalam membangun kesadaran lingkungan dan konservasi sejak dini.

Selama lima hari pelaksanaan, mahasiswa melakukan berbagai aktivitas observasi, pencatatan data, wawancara dengan pengelola taman nasional, serta diskusi ilmiah. Selain itu, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk melihat langsung upaya pelestarian satwa langka seperti gajah sumatera dan harimau sumatera di pusat konservasi yang berada di area taman nasional way kambas.

Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam bidang pendidikan IPA berbasis lingkungan, penelitian, serta menumbuhkan sikap peduli terhadap pelestarian alam Indonesia.

Adi Nestiadi,M.Pd. Jur. Pendidikan IPA/FKIP

Kegiatan Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Manajemen Produksi Seni Pertunjukan tahun 2025 yang bertajuk Summerday Full of Stars Festival, diselenggarakan dalam bentuk penyelenggaraan sebuah event pertunjukan musik yang mengintegrasikan elemen seni pertunjukan, seni rupa, dan aktivitas komunitas urban. Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan ujian ini bersifat project-based, di mana mahasiswa tidak hanya diuji secara teoretis, tetapi juga dalam hal kemampuan praktis mengelola dan merealisasikan sebuah event pertunjukan musik yang utuh.

Event ini berlangsung di Panggung Pertunjukan FKIP Untirta pada tanggal 14 Juni 2025, dengan melibatkan secara langsung seluruh mahasiswa peserta mata kuliah dalam berbagai peran strategis seperti perencanaan produksi, manajemen logistik, pengelolaan artis, promosi acara, pengelolaan media sosial, sponsorship, hingga bagian teknis.

Dari aspek pengisi acara, mahasiswa berhasil mengundang empat grup musik dengan karakteristik genre yang beragam: 1) Tinky Winky, band yang bergenre pop punk; 2) Stanley Adams, band dengan gaya Jamaican Sound; 3) Sound of Rabies, unit musik orkes dangdut; 4) Koplomotif, grup musik dangdut koplo yang dikemas dalam DJ Set.

Di luar panggung utama, mahasiswa juga mengorganisasi berbagai aktivitas pendukung yang menambah dimensi artistik dan komunitas dalam event ini. Aktivitas seperti face painting, mural art, skateboarding, dan inline skating memperlihatkan integrasi antara seni visual dan budaya urban yang selama ini menjadi bagian penting dari ruang ekspresi anak muda.

Keterlibatan mahasiswa terlihat dari proses diskusi, koordinasi antardivisi, hingga bagaimana mereka menyikapi tantangan teknis di lapangan. Banyak momen problem solving yang muncul, seperti saat harus menyesuaikan rundown akibat kendala teknis panggung, atau ketika melakukan negosiasi ulang dengan vendor dan pengisi acara. Observasi terhadap proses kerja menunjukkan kemampuan kolaborasi tim yang mulai matang, komunikasi lintas divisi yang berjalan dinamis, serta peningkatan kemampuan manajerial individu dan kelompok.

Dosen pengampu mencatat bahwa aspek kreativitas, kepemimpinan, ketepatan perencanaan, dan fleksibilitas mahasiswa dalam menghadapi situasi lapangan menjadi indikator penting dalam proses penilaian. Selain itu, keberhasilan acara dalam menarik partisipasi publik serta keterlibatan berbagai komunitas juga menjadi catatan positif terhadap daya jangkau dan dampak kegiatan ini.

Dadang Dwi Septiyan, S.Pd., M.Pd/FKIP

 

Program Studi Pendidikan IPA pada tanggal 13–14 Juni 2025 melaksanakan Asesmen Lapangan yang dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK). Tim asesor yang hadir dalam kegiatan ini adalah Prof. Dr. Woro Sumarni, M.Si. dari Universitas Negeri Semarang dan Dr. Hartono, M.A. dari Universitas Sriwijaya.

Kegiatan hari pertama diawali dengan acara pembukaan yang secara resmi dibuka oleh Rektor UNTIRTA, Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, ST., MT. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim asesor dan menegaskan komitmen universitas dalam mendukung pengembangan mutu pendidikan, khususnya di lingkungan FKIP.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dekan FKIP UNTIRTA, Dr. H. Fadlullah, M.Si., Ketua LPMPP Wahyu Susihono.,ST.,MT.,IPM.,ASEAN Eng.  para Wakil Dekan, Ketua Jurusan Pendidikan IPA, para ketua jurusan dan program studi di lingkungan FKIP, tim LPPM, LPMPP, GPMPP serta tim akreditasi Program Studi Pendidikan IPA.

Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi konfirmasi data kuantitatif antara tim asesor dan Unit Pengelola Program Studi (UPPS), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), serta Tim Akreditasi Program Studi. Sesi ini bertujuan untuk memperjelas dan memverifikasi berbagai data pendukung yang telah dikirim sebelumnya melalui sistem akreditasi.

Masih di hari pertama, tim asesor juga melakukan sesi konfirmasi lanjutan bersama alumni, para pemangku kepentingan (stakeholder), dan dosen Program Studi Pendidikan IPA. Dalam sesi ini, para asesor mendengarkan berbagai masukan dan testimoni terkait kualitas lulusan, proses pembelajaran, serta kolaborasi antara program studi dengan dunia kerja.

Memasuki hari kedua, asesmen dilanjutkan dengan observasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Tim asesor memantau langsung proses belajar-mengajar guna menilai kesesuaian antara dokumen dengan praktik yang berlangsung di lapangan. Selain itu, dilakukan juga sesi wawancara dengan tenaga pendidik serta mahasiswa aktif guna memperoleh gambaran utuh mengenai dinamika dan kualitas pendidikan di Program Studi Pendidikan IPA.

Kegiatan asesmen diakhiri dengan sesi konfirmasi terkait fasilitas, sarana, dan prasarana yang tersedia di program studi. Asesor meninjau berbagai fasilitas penunjang pembelajaran seperti laboratorium, ruang kelas, dan fasilitas layanan mahasiswa lainnya.

Sebagai penutup kegiatan, tim asesor memberikan umpan balik (feedback) atas temuan selama dua hari asesmen. Dalam penyampaiannya, kedua asesor menyampaikan apresiasi atas berbagai capaian dan inovasi yang telah dilakukan oleh Program Studi Pendidikan IPA FKIP UNTIRTA. Kegiatan kemudian ditutup dengan penandatanganan berita acara asesmen lapangan sebagai bentuk dokumentasi dan validasi proses asesmen yang telah dilakukan.

Pihak Fakultas dan Program Studi menyampaikan harapan besar agar hasil asesmen ini dapat memberikan hasil terbaik, yakni akreditasi unggul. Hasil tersebut diharapkan tidak hanya menjadi pengakuan atas kualitas yang telah dicapai, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus melakukan perbaikan berkelanjutan dalam rangka mencetak lulusan yang kompeten, berdaya saing tinggi, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Nofita Fajariyanti, M.Pd Jur.IPA/FKIP