Halaman kampus FKIP mendadak ramai oleh mahasiswa yang berkumpul untuk melihat pembacaan puisi, dikarenakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia mengadakan kegiatan untuk memperingati Hari Puisi Dunia yang jatuh pada  tanggal 21 Maret 2018. Kegiatan ini terbuka untuk umum, siapa saja boleh berpartisipasi membacakan puisi baik puisi ciptaannya atau puisi ciptaan orang lain. Selain mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, terdapat juga mahasiswa yang berasal dari jurusan dan fakultas lain, dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia pun ikut berpartisipasi dalam peringatan ini, yaitu Dr. Ade Husnul Mawaddah, M.Pd., Farid Ibnu Wahid, M.Pd., dan Erwin Salpa Riansi, M.Pd.

Saat dihubungi, Farhan selaku Ketua HMJ PBI mengatakan bahwa harapan diadakannya kegiatan ini adalah agar masyarakat khususnya civitas akademik FKIP mengenal bahwa puisi sebagai karya ekspresi diri memiliki hari besar yang bahkan dirayakan atau diperingati sedunia, “serta menggugah masyarakat untuk mengapresiasi karya khususnya puisi, dan membangkitkan semangat berkarya mahasiswa FKIP khususnya.” Ujar Farhan. Sedangkan Bapak Erwin Salpa Riansi, M.Pd. berharap mahasiswa dan dosen yang berkontribusi dalam pembacaan puisi, tersadarkan akan arti pentingnya sastra, yang salah satunya adalah puisi. “Semoga kita bisa melupakan sejenak permasalahan bangsa yang ada, karena dalam puisi ada nilai-nilai keindahan yang tidak terukur.” tambahnya.

Sejarah awal dicetuskannya Hari Puisi Dunia atau World Poetry Day bermula pada penyelenggaraan pertemuan UNESCO ke-30 di Paris yang berlangsung pada Oktober – November 1999, mereka percaya bahwa puisi memiliki peran penting dalam sejarah, seni dan budaya masyarakat di zaman dahulu hingga kini. Ini juga menjadi sarana untuk memberikan dukungan bagi penulis puisi yang belum diketahui oleh masyarakat untuk menyuarakan isi hati mereka. UNESCO juga menginginkan agar semangat mengebu-gebu yang ditorehkan dalam recital puisi dapat dihidupkan kembali. Mereka juga menegaskan agar hubungan puisi dan karya seni lain seperti drama, tari, musik, lukisan tidak hilang dimakan oleh waktu . Sementara itu, UNESCO juga melihat bahwa dalam 20 tahun terakhir ketertarikan pada puisi semakin meningkat dengan banyak kegiatan yang melibatkan puisi di negara-negara anggota serta bertambahnya jumlah penyair. Peringatan Hari Puisi Dunia pertama kali dirayakan pada tahun 2000. Tak hanya itu, dipilihnya tanggal 21 Maret yang disaat bersamaan juga dirayakan sebagai Hari Penghapusan Diskriminasi Ras dianggap sebagai ide yang baik.