Kamis, 27 Februari 2025 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sukses menyelenggarakan Kuliah Pakar Simulasi Mitigasi Bencana berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten. Kegiatan yang diikuti oleh 63 peserta, 58 mahasiswa IPA dan lima mahasiswa Bimbingan dan Konseling, ini bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dengan pendekatan science edutainment, yakni menggabungkan pembelajaran teori dengan pengalaman langsung dalam simulasi gempa bumi.
Acara dibuka secara resmi oleh Ibu Siti Romlah Noer Hodijah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Prpgram Studi Pendidikan IPA Untirta dan sambutan dari Bapak Nana Suryana, ST., M.Si., selaku Kepala BPBD Provinsi Banten. BPBD Banten menyambut baik program ini karena sejalan dengan program BPBD yaitu Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Program KIE ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai mitigasi bencana, serta membangun kesadaran dan keterlibatan mereka dalam upaya pengurangan risiko bencana melalui penyuluhan, informasi, dan edukasi.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai skenario mitigasi bencana, mulai dari simulasi getaran seismik awal, langkah-langkah evakuasi darurat, hingga strategi penanggulangan bencana yang tepat. Simulasi ini dirancang agar peserta dapat memahami mekanisme evakuasi dan mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam situasi bencana. Simulasi ini dimoderatori oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Mitigasi Bencana Ibu Mudmainah Vitasari. M.Pd. yang memandu para ahli dari BPBD Banten, di antaranya Yesaya Simanjuntak, A.P., M.Si., sebagai Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda, Jumena Sukmawijaya, S.T., M.Si., yang bertugas sebagai Analis Kebencanaan Ahli Muda, serta Sarip sebagai pelaksana lapangan.
Menurut Prasetyaningsih, M.Pd., (Penanggung jawab program) kegiatan ini merupakan langkah inovatif dalam pembelajaran mitigasi bencana yang tidak hanya memberikan wawasan akademik, tetapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan di lapangan. “Melalui pendekatan science edutainment, kami berharap mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam situasi darurat,” ungkapnya.
Antusiasme mahasiswa dalam mengikuti simulasi ini terlihat jelas dari berbagai pengalaman yang mereka bagikan. Siti Khodijah, salah satu peserta, menyatakan bahwa kuliah pakar ini sangat menarik karena memberikan pengalaman nyata dalam menghadapi situasi bencana. “Seru banget kuliah secara langsung, jadi tahu bagaimana kondisi dan apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa di daerah kampus,” ujarnya. Sementara itu, Fajar, peserta lainnya, menambahkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan kesempatan untuk mencoba langsung peran dalam evakuasi korban bencana. “Kuliah pakar ini bagus sekali karena kami bisa langsung praktik bagaimana cara evakuasi korban. Saya sendiri tadi mencoba menjadi korban dalam simulasi bencana,” katanya.
Sesuai dengan tuntutan mata kuliah mitigasi bencana yang diampu Prof. Dr. Sjaifuddin, S.Pd., M.Si. dan Mudmainah Vitasari, M.Pd mengharapkan adanya simulasi ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih siap menghadapi potensi bencana serta memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai prosedur evakuasi dan mitigasi. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia akademik dan lembaga penanggulangan bencana dalam membangun budaya kesiapsiagaan bencana di lingkungan pendidikan.
Melalui program ini, Untirta berharap metode pembelajaran berbasis science edutainment dapat menjadi model inovatif yang tidak hanya mengedukasi tetapi juga melatih mahasiswa dalam kondisi lapangan yang nyata. Dengan dukungan BPBD Banten, inisiatif ini juga membuka peluang untuk pengembangan program serupa di institusi pendidikan lainnya guna menciptakan generasi yang lebih siap dan tanggap terhadap ancaman bencana di masa depan. Kolaborasi dengan BPBD Banten diharapkan mahasiswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga pengalaman langsung yang lebih mendekati kondisi nyata saat terjadi bencana.
Prodi Pend. IPA/FKIP Untirta