Program Studi Pendidikan Seni
Pertunjukan menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Seni Pertunjukan 2024
mencoba menelisik perkembangan zaman yaitu era society 5.0 ini dengan membatasi
wilayah kajian di pendidikan seni pertunjukan. Tentunya dalam seminar ini
menghadirkan para narasumber yang profesional, seperti Prof. Dr. Elindra Yetti,
M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta), Purwa Caraka (Purwa Caraka Music Studio),
dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta). Ketiga
narasumber tersebut memaparkan paradigma nya mengenai Peran Seni Pertunjukan
dalam Pembelajaran di Era Modern.
Sebelum pemaparan materi dari
ketiga narasumber, Seminar Nasional Pendidikan Seni Pertunjukan ini diawali
dengan sambutan-sambutan dari Ketua Panitia Syamsul Rizal, S.Sn., M.Pd., Ketua
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan Alis Triena Permanasari, S.Sn.,
M.Pd., dan sambutan sekaligus membuka acara oleh Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Dr. H. Fadlullah, S.Ag.,
M.Si.
Pemaparan pertama diawali paparan
materi dari Prof. Dr. Elindra Yetti, M.Pd., yang membahas tentang daya cipta
atau kreativitas adalah sebuah proses mental dimana gagasan dan konsep baru
atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada akan muncul. Siswa
dan mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam era society 5.0 yaitu
sebagai agen of change sekaligus menjadi generasi penerus bangsa, dan harus
memberikan perhatian lebih terhadap kondisi negara saat ini, generasi penerus
bangsa harus berperan sebagai pemimpin agar dapat menghasilkan kreativitas dan
inovasi dengan memperkaya literasi serta mempunyai wawasan yang lebih luas
dengan adanya perkembangan teknologi.
Pemaparan kedua dari Purwa
Caraka, yang membahas tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam
proses kreatif Orchestra yang 1) Melatih agar bermain musik dengan baik dan
benar, 2) Memberikan wawasan serta pengetahuan tentang teori musik dasar, lagu
kebangsaan, dan lagu genre lainnya (pop, dangdut, dll), 3) Melatih kedisiplinan
dalam konteks disiplin waktu, disiplin bermusik, dan disiplin belajar, 4)
Menumbuhkan sikap dalam hal tenggang rasa dan toleransi serta bertanggung
jawab, menghargai satu sama lain, 5) Melatih kesabaran, dan 6) Menumbuhkan rasa
percaya diri. Berdasarkan pengalamannya mendirikan Purwa Caraka Music Studio
selama 36 tahun ini berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi
memberikan yang terbaik untuk seluruh murid, khususnya dalam menghadirkan musik
anak-anak, dan memberikan kontribusi kompetensi musik anak bangsa dengan tetap
adaptif mengikuti perkembangan zaman.
Pemaparan ketiga dan sebagai
paparan penutup dari Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd., diawali dengan mengajak
peserta seminar nasional untuk berinteraksi dengan materi yang sudah disiapkan.
Bu Ayu nampaknya mencoba mengajak peserta seminar untuk menyimak, bergerak dan
mendengarkan media yang ditayangkan olehnya. Dalam media tersebut memberikan
gambaran bahwa media pembelajaran seni itu harus menarik dan adaptif. Apalagi
media pembelajaran seni untuk anak harus mengandung multi manfaat dan
kolaboratif dalam konsep teknis pembuatan media nya agar menarik dan
interaktif.
Dari kegiatan ini dapat
disimpulkan bahwa pendidikan seni memiliki potensi dan posisi untuk membina
inteligensi dan imajinasi anak-didik. Kekuatan ini dapat tercapai melalui
percerminan artistik dan pengalaman estetik dalam berekpresi dan berkreasi
secara kreatif dan inovatif pada ekosistem belajar yang kondusif. Oleh sebab
itu, pendidikan seni perlu di terapkan dari segi visual, aural, haptik, literal
perlu dipertautkan kembali sehingga mampu memupuk kesadaran artistik dan
kepekaan estetik anak-didik (sesuai dengan kecenderungannya), sehingga mampu
membangun daya kritisnya sendiri. Keterkaitan antara Society 5.0 dan Revolusi
Industri 4.0 pada pendidikan seni dapat dilihat pada kasus kesenian yang
beredar pada masyarakat atau kesenian tradisional dimana para pendidik seni,
baik akademisi maupun praktisi, diharapkan mampu melakukan riset berkelanjutan
untuk meneliti dan mengkaji bentuk-bentuk dan konsep-konsep setiap perkembangan
seni: pengembangan dan penerapannya, berbasis kearifan lokal dan kemajuan telekomunikasi
serta informatika.
Related posts:
FKIP Untirta Gelar Pertemuan Tindak Lanjut dengan PUPR dan Dishub
DPD RI Wilayah Banten Siap Kawal Sekolah Laboratorium FKIP UNTIRTA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIRTA Adakan Refleksi Program Kerja 2024
FKIP Untirta Terima Kunjungan Universitas Tidar untuk Tingkatkan Mutu dan Pengelolaan PPG